Two month Challange my child

23.54.00

 04 Mei 2024

Hari ini wa terpikir kalau cara didik, pola asuh wa selama ini salah banget.

Wa punya anak 3 orang dan itu umurnya do re mi.

Dan saat ini yang paling tua itu umur hampir 5 tahun dan 2 bulan lagi uda mau masuk jenjang sekolah TK.

Wa dengar dari sekeliling klu anak wa itu berkebutuhan khusus.

Sumpaĥ itu nyeletuk banget sih di hati. Tapi ya harus wa sadari itu memang juga kesalahan wa.

Tapi wa harus tanggungjawab dan mencoba hal baru yg mungkin bisa memperbaiki ini semua.

Jujur wa terlalu sering kasih tontonan tv. Ga bohong memang pinter kelihatannya anak pertama wa belum 5 tahun uda bisa baca. 

Tapi balik lagi ya untuk apa pinter tapi klu gak bisa berkomunikasi sama orang lain yah.

Oke wa mau buat jadwal yg sebenarnya ini jd peer wa banget untuk ubah kebiasaan, menahan diri, menahan nafsu dll.

Yg wa ubah ;


1. Cara makan.

Makan bersama pakai meja. Piring masing2 tanpa gadget dan tv dan tanpa main. Biar makannya fokus


2. Main diluar rumah

Kesalahan wa yang paling parah adalah membiarkan mereka main gadget dan nonton tv seharian biar wa bisa istirahat dan mengerjakan semua pekerjaan rumah.


3. Mengajari kegiatan sehari hari, nyapu dll.


4. Mengajari semua kata2 benda


5. Mengajari kalimat perintah, minta maaf, tolong, trimakasih


6. Berdoa bersama


Oke mulai sekarang aku coba uodate ya. Supaya juga wa konsisten dan melihat perkembangannya nanti. 




09.06.00


Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.



22.07.00

Sebab, semua yang terjadi telah terjadi.
Telah lewat banyak hari, banyak bulan dan dikumpulkan jadi setahun, bahkan lebih.


MY FIANCE

12.31.00

16 Juni 2018.

L.v.


 



Yang katanya 3 bersaudara 😄







Tersadar, membungkus hati orang untuk tidak terluka adalah keinginan sia sia.
Yang terdekat dengannya adalah yg paling punya pengaruh besar membuat hatinya remuk.
I know that.

But, one thing : seburuk2nya sifat saya, tak sekalipun ada pikiran buruk atau niat buruk saya terhadap yg dekat dengan saya apalagi yg saya sayangi.
If i love u, i am truly honest to you.

03.32.00


Ini cerita beberapa waktu sebelum hidup baru itu dimulai.
Perbedaan pendapat, kesalahpahaman, keegoisan semua bertubruk mejadi satu.
Saya tidak tau siapa yang jelas salah, bahkan kurasa itu tak penting.
Semua merasa benar, semua merasa yang paling sakit, semua merasa yang paling menderita, semua merasa harus akulah yang paling dimengerti.

Ntah harus lagi mengungkit darimana semua kesalahan, atau harus bagaimana?
Ketika sudah ada mulai membaik bertambah lagi ruwet ntah apalagi sebabnya.
Apakah sudah jalannya?
Apa memang sementara harus seperti ini? atau untuk sampai seterusnya?

Ada banyak spekulasi, kecurigaan yang tidak mendasar.
Kecurigaan itu terlalu melampaui batas. Terlalu Negative Thinking.
Kemana kaki ini harus melangkah?


Tetap berjalan kedepan, ataukah aku sejenak kembali kebelakang menata yang sudah hancur, yang ntah bisakah masih diperbaiki atau tidak?
Bila aku kembali kembali kebelakang, apakah yang didepanku sanggup berjalan sendiri?

Ku seperti di garis tengah yang hanya tinggal memilih, Maju atau Menoleh lagi kebelakang.

Sekali lagi ku fikirkan dengan seksama.
Ku tidak pernah berjalan sendiri.
Ntah itu aku berjalan di garis tengah, tetap maju atau menoleh kebelakang, ku tau Dia sebenarnya sedang menopangku.
Kusadari semua yang terjadi, Dia telah mengatur dari awal, pertengahan hingga akhir dari cerita ini.
Seberat apapun yang ada pada saat ini, itu memanglah harus dijalani mau tidak mau.
Karna ku percaya, tiada satu hal yang kebetulan.
Tiada suatu pertemuan yang kebetulan.
Semua sudah Dia rancang sedemikian rupa jauh sebelum aku lahir, bahkan sebelum bumi ini terbentuk.

Semua ini bila dilihat dalam waktu Kalender sungguh waktu yang sangat singkat.
Tetapi kebahagiaan yang terlihat, sebenarnya tidaklah segampang yang terlihat.
Tetapi waktu waktu yang telah berlalu, tidaklah segampang yang telihat.
Tetapi keputusan yang terlihat cepat diambil, tidaklah segampang yang terlihat.
Semua tidak seperti yang terlihat.

Dari awal telah ku serahkan dan meminta Dia turut bekerja dalam ini semua.
Jika semua ini terlihat begitu gampang, aku tidaklah mampu untuk menjelaskan bagaimana dan darimana awal semua ini terjalani begitu saja.
Yang kusadari, semua yang telah berlalu tidak pernah terencana, tidak pernah terbayangkan.
Bukankah Dia menyediakan apa yang kita butuhkan, bukannya yang kita inginkan. Right?

Ntah apakah dengan kamu membaca tulisan ini seperti pembelaan diriku, atau ungkapan hatiku, ataukah rasa bersalahku.
Ingin ku menanyakan langsung. Tapi ntah lagi kenapa sungguh sangat sulit sekali untuk diungkapkan dengan kata kata. Bahkan dengan kata kata semua ini terasa tidak begitu jelas, terasa gamblang.

Namun satu hal yang mungkin membuatku tak lagi rasanya ingin berbicara,
Kecurigaan yang tidak lah mendasar, yang terlalu jahat untuk dengar.
Bila sanggup memiliki kecurigaan seperti itu, artinya memang seperti itulah aku dimatamu.
Seperti itulah ternyata penilaian terhadap diriku dari yang telah kulalui bersamamu sekian lama.
Seperti inilah titik rendah inti dari sifatku, menurut dirimu.

Harapanku, kamu sehat, saya sehat dan semua kita sehat.
Karena dengan sehat, kita mampu untuk berfikir positif.
Karena dengan sehat kita dapat memikirkan solusi yang tepat.