03.32.00


Ini cerita beberapa waktu sebelum hidup baru itu dimulai.
Perbedaan pendapat, kesalahpahaman, keegoisan semua bertubruk mejadi satu.
Saya tidak tau siapa yang jelas salah, bahkan kurasa itu tak penting.
Semua merasa benar, semua merasa yang paling sakit, semua merasa yang paling menderita, semua merasa harus akulah yang paling dimengerti.

Ntah harus lagi mengungkit darimana semua kesalahan, atau harus bagaimana?
Ketika sudah ada mulai membaik bertambah lagi ruwet ntah apalagi sebabnya.
Apakah sudah jalannya?
Apa memang sementara harus seperti ini? atau untuk sampai seterusnya?

Ada banyak spekulasi, kecurigaan yang tidak mendasar.
Kecurigaan itu terlalu melampaui batas. Terlalu Negative Thinking.
Kemana kaki ini harus melangkah?


Tetap berjalan kedepan, ataukah aku sejenak kembali kebelakang menata yang sudah hancur, yang ntah bisakah masih diperbaiki atau tidak?
Bila aku kembali kembali kebelakang, apakah yang didepanku sanggup berjalan sendiri?

Ku seperti di garis tengah yang hanya tinggal memilih, Maju atau Menoleh lagi kebelakang.

Sekali lagi ku fikirkan dengan seksama.
Ku tidak pernah berjalan sendiri.
Ntah itu aku berjalan di garis tengah, tetap maju atau menoleh kebelakang, ku tau Dia sebenarnya sedang menopangku.
Kusadari semua yang terjadi, Dia telah mengatur dari awal, pertengahan hingga akhir dari cerita ini.
Seberat apapun yang ada pada saat ini, itu memanglah harus dijalani mau tidak mau.
Karna ku percaya, tiada satu hal yang kebetulan.
Tiada suatu pertemuan yang kebetulan.
Semua sudah Dia rancang sedemikian rupa jauh sebelum aku lahir, bahkan sebelum bumi ini terbentuk.

Semua ini bila dilihat dalam waktu Kalender sungguh waktu yang sangat singkat.
Tetapi kebahagiaan yang terlihat, sebenarnya tidaklah segampang yang terlihat.
Tetapi waktu waktu yang telah berlalu, tidaklah segampang yang telihat.
Tetapi keputusan yang terlihat cepat diambil, tidaklah segampang yang terlihat.
Semua tidak seperti yang terlihat.

Dari awal telah ku serahkan dan meminta Dia turut bekerja dalam ini semua.
Jika semua ini terlihat begitu gampang, aku tidaklah mampu untuk menjelaskan bagaimana dan darimana awal semua ini terjalani begitu saja.
Yang kusadari, semua yang telah berlalu tidak pernah terencana, tidak pernah terbayangkan.
Bukankah Dia menyediakan apa yang kita butuhkan, bukannya yang kita inginkan. Right?

Ntah apakah dengan kamu membaca tulisan ini seperti pembelaan diriku, atau ungkapan hatiku, ataukah rasa bersalahku.
Ingin ku menanyakan langsung. Tapi ntah lagi kenapa sungguh sangat sulit sekali untuk diungkapkan dengan kata kata. Bahkan dengan kata kata semua ini terasa tidak begitu jelas, terasa gamblang.

Namun satu hal yang mungkin membuatku tak lagi rasanya ingin berbicara,
Kecurigaan yang tidak lah mendasar, yang terlalu jahat untuk dengar.
Bila sanggup memiliki kecurigaan seperti itu, artinya memang seperti itulah aku dimatamu.
Seperti itulah ternyata penilaian terhadap diriku dari yang telah kulalui bersamamu sekian lama.
Seperti inilah titik rendah inti dari sifatku, menurut dirimu.

Harapanku, kamu sehat, saya sehat dan semua kita sehat.
Karena dengan sehat, kita mampu untuk berfikir positif.
Karena dengan sehat kita dapat memikirkan solusi yang tepat.

You Might Also Like

0 komentar